Jumat, 11 Mei 2012 | By: Choliday_21

Seorang Bea Cukai dan Istrinya

   
Bea Cukai atau sering disebut dengan BeCe, merupakan sebuah instansi di bawah kementerian keuangan yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang kepabeanan dan cukai. Secara garis besar di bidang kepabeanan tugas Bea Cukai yaitu memberikan pelayanan terhadap ekspor-impor barang, memungut bea masuk dan bea keluar, pajak dalam rangka impor dan pajak-pajak lainnya beserta Penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Di bidang cukai, tugas Bea Cukai secara garis besar yaitu memberikan pelayanan terhadap publik mengenai cukai mulai dari pengurusan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC), penyediaan pita cukai serta pemungutan cukai atas barang kena cukai berdasarkan tarif cukai.

Menjadi seorang Bea Cukai tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab besar kepada negara dan masyarakat. Bayangkan saja bila 1 kilogram saja sabu-sabu berhasil diselundupkan ke negara kita, bagaimana kalau dengan jumlah berkuintal, bagaimana kita tidak khawatir dengan keluarga dan teman kita menjadi sasaran subjek peredaran sabu-sabu tersebut. Tegas, tanpa kompromi, dan  dengan iman yang kuat memang menjadi modal penting seorang Bea Cukai.

Sebagian orang menilai bahwa seorang Bea Cukai memiliki kehidupan yang makmur, ya setidaknya menikmati kehidupan yang lebih dari cukup. Memang yang saya lihat dari sebagian besar orang Bea Cukai seperti itu, belum lagi orang-orang yang telah memiliki jabatan yang tinggi di Bea Cukai. Kendaraan-kendaraan pribadi yang cukup mewah menjadi prestice tersendiri. Enak bukan..? tentu semua setuju untuk berjamaah berkata “Iya”.

Namun ada satu hal yang membuat saya mulai berpikir untuk mengatasinya semenjak saya masih masa kuliah dulu. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa seorang Bea Cukai merupakan pegawai yang nomaden atau sering berpindah tempat tugas, mulai dari ujung barat hingga ke ujung timur wilayah Indonesia menjadi tempat yang mungkin saja akan disinggahi. Hal inilah yang membuat saya bimbang bagaimana seharusnya mengatasi hal ini, bagaimana dengan orang tua dan keluarga yang saya tinggal, hingga bagaimana harusnya seorang wanita yang akan menjadi istri ideal bagi seorang Bea Cukai.
Tulisan kali ini saya memiliki preferensi untuk membagi telaah pikiran dan hati mengenai bagaimana harusnya seorang wanita yang akan menjadi istri ideal bagi seorang Bea Cukai. Referensi yang saya ambil adalah dari beberapa “ilmu” yang saya ketahui dan hasil warancara atau lebih tepatnya Curcol (Curhat) dengan beberapa pegawai yang sudah berkeluarga, termasuk seorang Kepala Seksi yang saya pancing dengan pertanyaan maut.., berikut hemat saya...

Sebagaimana dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW., "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu."
Tentunya apabila telah MAMPU berkeluarga nanti. Kata mampu tersebut dapat kita tanyakan pada diri sendiri karena jawabannya pun ada pada diri kita. Sebagian orang justru merasa mampu di usia muda terutama mereka yang sudah berpenghasilan. Beberapa orang BeCe pun ada yang menikah muda, usia 23 tahun sudah menikah dan memiliki seorang putri (+- 2 tahun), fadi menikahnya usia 21an lah yaaa. Beberapa hari yang lalu saya menerima undangan pernikahan seorang Bea Cukai (meskipun bukan untuk saya tapi untuk atasan..hee). Melihat undangan membuat saya kepengen suatu saat nanti segera menuju munakahat...Saya sendiri (hampir 21) sangat ingin menikah muda, namun sepertinya belum mampu terutama finansial...heehhee..hanya imajinasi yang ada...sekarang nabung dulu kawan...wkwk

 Seperti yang telah kita ketahui apabila telah menikah nanti, kita akan memliki keluarga baru, dan kehidupan baru. Kita akan menjadi Suami dari seorang wanita yang kita pilih untuk menjadi istri. Dengan status pernikahan tersebut artinya tanggung jawab kita semakin bertambah sebagai suami. Begitu pula tanggung jawab istri kita. Dapat diartikan bahwa akan terjadi simbiosis mutualisme dalam sebuah pernikahan yang harmonis. Itu seharusnya.

Nahh, mengerucut pada masalah istri, mari simak hadits berikut "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia."

Berdasarkan Hadits tersebut terdapat setidaknya 4 acuan untuk memilih seorang istri.

1.    Harta
Kenapa Harta disebut pertama-tama dalam hadits itu yaa..?..hee.., sejauh ini saya tidak tahu maksud yang sebenarnya (males mencari tahu sihh..wkw). namun saya memiliki pandangan tersendiri akan makna HARTA itu. Terus terang bin jujur saya tidak memikirkan kata HARTA ini untuk menjadi pertimbangan, tapi setelah saya tahu hadits ini saya terkejut..”Lohh.., penting ga yaa..?”. setelah saya berdebat dengan hati dan pikiran saya, akhirnya saya memiliki sebuah pandangan bahwa HARTA yang harus kita pertimbangkan pada seorang wanita ialah ‘Kesucian’ lahir-batin, kepribadiannya, dan naluri kewanitaannya, karena harta itu menurut saya adalah wanita itu sendiri. Semua tentu menginginkan seorang istri yang suci lahir-batin karena kesucian itu adalah hadiah spesial untuk seorang suami..uhuyy..yoyo, seorang istri yang kepribadiannya sesuai dengan yang kita ingini, dan naluri kewanitaannya untuk memberikan sentuhan-sentuhan lembut pada seorang lelaki yang katanya kasar dan naluri wanita untuk merawat kita dan anak-anak kita tentunya. Yookk berikutnya..,

2.    Keturunan
Salah satu hal yang paling diinginkan oleh manusia adalah memiliki keturunan yang baik. Yaa, tentunya seorang wanita yang menjadi tempat menanam benih keturunan tersebut haruslah sehat dan mampu memberikan keturunan yang baik bagi sang suami karena bagimanapun buah cinta dari suami-istri yaitu seorang anak kehadirannya sangat dinanti. Saya sendiri sudah planning punya anak minimal 3 nanti..hhee..planning is planning but let my god Allah determaining..heee..sebelas juga ayoookkk..hheee..yang penting usaha “buat”..LOL

3.    Kecantikan
Saya tidak bisa memberikan terlalu banyak gagasan untuk masalah kecantikan karena tiap orang memiliki kriteria tersendiri..hahaa. Saya sendiri termasuk orang yang tidak setuju dengan kata “Cantik itu relatif” karena cantik ya cantik. Bohong kalo saya mengatakan Dian Sastro tidak cantik..hahahaa.., namun saya bukanlah pengagum, penggila, atau bahkan pemuja kecantikan seorang wanita. Sejauh ini dan selama ini saya lebih mengagumi orang-orang (wanita) yang lucu, aneh dan apa adanya..jujur..jujur..jujur nih.., alasannya simpel karena saya merasa nyaman dengan orang seperti itu.

4.    Agamanya
Apakah ada seorang laki-laki yang “normal dan baik” tidak menginginkan seorang wanita yang solehah, setia setiap saat, penuh pengabdian, begitu hormat pada suami, dan seorang wanita yang menganggap suami sebagai salah satu ladang surgawi..? yaaa..tentunya bisa terjawab sendiri..heheheee

    Nah, selain 4 hal diatas berikut beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan bagi seorang Bea Cukai untuk memilih seorang istri..hehe.., yukk :

1.    Mau, sanggup, rela, senang, dan bahagia untuk selalu ikut dengan suami
Sudah jelas di atas bahwa seorang bea cukai hidupnya nomaden. Menurut hasil Curcol sama pegawai maksimal menetap di suatu daerah itu 6 tahun, kalo sudah 6 tahun siap-siap dipindah. Nah, seorang istri harusnya ikut dong kemanapun sang pangeran pergi..ga mau ikut..?..wahh..istri macam apaan tuhh.., ga mau ladang surga..?..hahaa..memang sih perlu pertimbangkan kondisi juga.., saya pribadi maunya seperti itu..hahahaa

2.    Istri tidak harus memiliki pekerjaan
Berkaitan dengan poin pertama, bayangkan bila istri anda juga super sibuk (atau sibuk saja lah..hhee) misalnya sebagai pramugari, akuntan perusahaan, atau yang sederhana saja guru atau pegawai pemerintah daerah. Dengan profesi seperti itu seorang istri akan sulit untuk bisa ikut suami. Belum lagi kalau harus menjalani LDR dengan istri.., waahh kewajiban dan tanggung jawab sebagai istri-suami diabaikan dongg. Kalau sudah begitu siapa yang akan memberikan perhatian kepada kita setiap hari..? apa dokumen-dokumen CK-1 atau PIB di kantor yang akan tersenyum manis kepada kita..? tentu saja tidak kan. Bayangan saya nanti, setiap pagi istri saya menyiapkan segala keperluan kantor, menyiapkan sarapan pagi, dan saat saya berpamitan ada seorang wanita yang saya sayangi menjawab salam, ditambah cium tangan bahkan kecup kening..uhuuyyy..haha. begitu pula saat pulang kantor..seorang istri telah menunggu di teras rumah kemudian tersenyum tulus manis menjawab salam..hahaha..*imagine

3.    Istri yang lucu apa adanya
Bayangkan, kita seharian di kantor dari jam setengah 8 pagi sampai jam 5 sore...waaaww.., betapa monotonnya..haaha.., disinilah istri seharusnya bisa memposisikan diri sebagai “wanita penghibur” bagi suami. Memberikan candaan-candaan hangat yang dapat menghilangkan penat kita, malam hari duduk bersama di sofa saling berbagi cerita dan tawa. Karena keromantisan bukanlah hanya dengan segenggam bunga, keromantisan cinta adalah setiap kelucuan yang serius dan nyata..*hohoho

4.    Istri yang mampu menjadi bendahara yang baik
“Saya tidak pernah gajian Mas, yang gajian itu istri saya”. Kata seorang Kepala seksi kepada saya saat Curcol..haa.., itulah kenapa seorang istri harus mampu mengatur manajemen keuangan keluarga. Kalau tidak, habis tuhh uang buat beli perlengkapan make up, shopping, beli baju ini itu, dan lain-lain..hahahaaa

5.    Istri yang “siap”
Ini juga hasil Curcol dengan seorang ibu-ibu..haha..”Apakah mas membutuhkan saya malam ini, kalau tidak ijinkan saya untuk tidur”. Kata-kata itulah yang diucapkan ibu-ibu tersebut kepada suaminya saat berada di kamar..hahaa..kenapa beliau bilang ke saya yaa..hahaha. baidewey, Kata “membutuhkan saya” bermakna luas yaitu kadang seorang suami yang terlalu sibuk seharian bekerja di kantor membutuhkan seorang istri untuk berbagi cerita, atau ingin membicarakan masalah keluarga dan ‘lain-lain’ tentunya..wkwkw

6.    Menjauhkan suami dari godaan setan
Seorang Bea Cukai bekerja di sebuah instansi dibawah kementerian keuangan. Setiap tindakan, keputusan dan kebijakan dalam bekerja harus bisa dipertanggungjawabkan. Mungkin kita akan banyak menemukan “godaan” dalam bekerja, kemilau rupiah mungkin menyilaukan mata hati. Namun, di sinilah tugas mulia sang istri untuk selalu meluruskan pikiran dan hati sang suami agar jauh dari “ketidak-halalan rejeki”.., salah memilih istri akan fatal karena sebagian istri justru menjadi racun dunia bagi suami, racun dunia ini justru mendorong, mendesak, dan menceburkan suami pada keterpurukan mata hati sehingga jalan yang haram seolah menjadi halal..na’udzubillah..

    Sebagai saran saja bila ingin mendapat penghasilan tambahan, istri tidak harus bekerja (terikat dengan instansi atau perusahaan). Bisa saja anda menanamkan modal pada perusahaan, membuka usaha kecil-kecilan, atau bisa membuka usaha butik yang mana istri dapat mengelolanya dan yang pasti penghasilan anda bertambah. Saran ini juga agar istri anda tidak depresi di rumah seharian (apalagi kalau belum punya anak)..hahahaa...

    Sahabat dan Sahabilah tenagaHATI, Tulisan ini hanyalah sebuah tulisan, sekalian Curcol penulis juga..hahaa..begitulah pemaparan sederhana dari saya mengenai seorang Bea Cukai dan Istrinya..semoga bermanfaat dan terima kasih.., oia jangan lupa juga untuk memperbaiki kualitas kita sebagai lelaki (bila pembaca seorang pria).., maaf bila ada kata-kata yang menyinggung (bila pembaca seorang wanita)..salam hormat integritas..!!

33 komentar:

Anonim mengatakan...

ampunnnn dahhh.. kerennn... :D

Choliday_21 mengatakan...

ihiirrr..., jadi ngilerr...wkwkwk..

Choliday_21 mengatakan...

hahahaa..., takdeng.deng..

abi ukan mengatakan...

salam dari anggota bece medan

Choliday_21 mengatakan...

Salam korsa.. :)
skrg pnmptan dmn..?

The Statistican mengatakan...

keren, salam dari Kantor Pusat :)

Choliday_21 mengatakan...

Salam kenal.. :) terimakasih.. :)

tan_n3 mengatakan...

Subhanallah

Choliday_21 mengatakan...

alhamdulillah.., trmakasih komennya.. :)

Unknown mengatakan...

kok agak beda ya
1.setau saya justru yg pertama itu adalah agamanya, dan masuk akal juga kan kalo agama yg didahululakan dr yg lain
2. penjelasan keturunan
maksud dari keturunan itu ya silsilah keluarganya, siapa bapaknya, ibunya, kakeknya , neneknya, krn buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya

bukan bermaksud menggurui tp hanya menyampaikan pendapat hehe. sya sndiri adalah mahasiswa stan jur BC dan ms meraba2 bagaimana masa depan sy nanti , abs baca ini ada sedikit gambaran lah :D makasih yo

Choliday_21 mengatakan...

Heee..., beda yaaa...
1. betulllll dan masuk akal, tapi di haditsnya sih yg disebut dlu hartanya., dn mnrut sya ya sprti klimat sya di atas..hee

2. harimau juga tidak akan beranak kelinci. bagus juga melihat silsilah keluarganya, namun juga dgn tidak menomorduakan objektivitas kepribadian wanita tsbt., *anak2 nabi tidak semuanya baik, ex: anak nabi ya'kub (saudara Nabi yusuf dan benyamin..juga kisah anak nabi nuh yg durhaka dan anak gembong munafiqin yang sholeh..:) yaa setiap org punya pndapat sndiri dan tntu brtggungjwab atas pilihannya nanti.. :)

terimakasih komennya..salam kenal..:)

Unknown mengatakan...

brati BC gak pas sm dokter ya? :( sedih dengan kenyataan seperti ini

Choliday_21 mengatakan...

hee, Kalo Allah udah menjodohkan BC dgn Dokter ap itu g pas..? heee..
*tp gmn ya nti ngtur jdwal ktmunya..haaaa..

Unknown mengatakan...

Bisa kok dokternya buka praktek kecil2an yang bisa pindah setiap saat hehe

Choliday_21 mengatakan...

Hee.., itu mgkin bsa jadi solusi.., kalo buka praktek sendiri maka besar2an pun tak apa...hee

sinyo mengatakan...

Pas aja ama dokter....kalo nggak pas,,ya dipas pasin... :P
Salam satu baju.

Unknown mengatakan...

Setuju sama sinyo..,

Choliday_21 mengatakan...

Setuju sama mas Sinyo n mas Tarmizi...salam BC Malang..hee

Unknown mengatakan...

"Seorang wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung."

Maaf, sekedar koreksi dikit, maksud hadist tersebut adalah bahwasanya sebab seorang laki-laki menikahi seorang perempuan adalah bisa salah satu dari keempat perkara tersebut, namun ada baiknya pilihlah seorang perempuan yang baik dalam perkara agamanya. Bukan berarti dalam menikahi perempuan harus memperhatikan keempat perkara itu, #CMIIW

Choliday_21 mengatakan...

thanks koreksinya, salam...

maaf klo ada ketidaksesuaian dan perbedaan pendapat.., insyaAllah saya bljar lbh bnyk lagi...*_*

Dani mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Terimakasih tulisannya mas bagus hehe

Unknown mengatakan...

Terimakasih tulisannya mas bagus hehe

Choliday_21 mengatakan...

Trimakasih, smga bermanfaat

Choliday_21 mengatakan...

Trimakasih, smga bermanfaat

Unknown mengatakan...

ya ampun jadi istri pegawai bea cukai kok bangga, uang haram semua itu yg kamu makan, pada pungli kok bangga

Choliday_21 mengatakan...

InsyaAllah kami terus berusaha menjadi bersih dan lebih baik dalam memberi pelayanan., tentunya dengan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat seperti mas Limardi ini..

Semoga, rejeki yang mas limardi dapatkan dari pekerjaannya tidak ada sedikitpun unsur "haram" di dalamnya..

Unknown mengatakan...

Mas,kalo yang dinikahin anak terakhir dari mertua apakah masih bisa diajak kemanapun suami kerja?Anak terakhir kan biasanya jadi kumpulan mertua....kalo gini solusinya gimana,mas?

karinatassa mengatakan...

Sungguh ana ingin sekali menjadi istri dr bea cukai

Choliday_21 mengatakan...

@AlvianKusdarianto_Mungkin itu bagian dari budaya yang ada di tempat Mas Alvian, di beberapa tempat juga "biasanya" begitu.., tetapi menurut saya anak terakhir tidak harus bersama menetap dgn ortu.., kalau pun tidak ada lagi yang bisa menemani ortu alangkah baiknya bila kita mengajak ortu berkumpul dgn kita.

Choliday_21 mengatakan...

Mbk @KarinaTassa_ Ikut mendoakan mbk, semoga mendapat jodoh dr BC..heeee

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah suamiku jg bea cukai kntor pusat...tulisannya bagus sesuai kenyataan

iisekaf mengatakan...

doakan ya pak, semoga Allah memberikan yg terbaik dan kami pun sedang berusaha untuk itu..

Posting Komentar