Kamis, 03 Mei 2012 | By: Choliday_21

Wisata Sejarah Bung Karno ke Blitar


Wisata Sejarah Bung Karno ke Blitar


                Siapa yang tidak tahu Bung Karno, seorang proklamator kemerdekaan Repulik Indonesia yang namanya juga disegani oleh kolega di negara-negara Asia bahkan di Dunia. Presiden pertama Indonesia yang menjadi orang paling berpengaruh di negeri ini semasa hidupnya. Sosok pria gagah dan tegas yang kini meninggalkan nilai sejarah tiap jejak langkahnya.

                Hal itulah yang membuat saya ingin berkunjung secara langsung ke Blitar tempat dimana Bung Karno kecil dilahirkan, dan tempat dimana Bung Karno kini bersemayam.
Saya dan seorang teman saya berangkat hari sabtu jam 6:00 pagi dari kota tempat kuliah kami, Malang. Kira-kira 2,5 jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di kota Blitar. Seorang tukang becak menghampiri, kami menjelaskan bahwa ingin menuju kediaman Bung Karno semasa di blitar. Tukang becak itu pun mengerti dan menyebut “Dalem Gebang”. Ternyata masyarakat  blitar menyebut rumah bersejarah itu dengan “Dalem Gebang” atau “Istana Gebang”. Akhirnya orang tersebut menawarkan sebuah tumpangan dengan paket Pulang-Pergi ke Dalem Gebang sekaligus ke Makam dan Museum Bung Karno dengan ongkos Rp. 20.000,-. Tanpa pikir panjang kami pun setuju dan becak pun dikayuh menuju tujuan pertama yaitu “Dalem Gebang”, dalam perjalanan saya cukup kagum dengan rindangnya pepohonan di samping kanan-kiri jalan.
Sekitar 15 Menit kemudian Kami sampai di Dalem Gebang. Bangunan utama  memang tidaklah terlalu besar namun memiliki area pekarangan yang rindang dan cukup luas. Menurut penjaga Rumah luasnya adalah 1,4 hektar. Kami pun segera masuk ke dalam Istana gebang ini dan ternyata “free entrance” atau gratis. Suasana di dalam istana gebang sangatlah sejuk dengan semilir angin yang berhembus, kami tiba di ruang tamu, di ruang tamu ini terdapat banyak benda-benda yang identik dengan Bung Karno seperti Foto-foto dan tulisan tangan Bung Karno. Di ruangan itu pula saya melihat foto kedua orang tua Bung Karno terpampang dengan ukuran cukup besar, juga foto-foto Bung Karno bersama kolega dari negeri seberang. Kursi, meja dan beberapa benda lainnya di ruangan ini juga masih tampak berbau sejarah dan bertuliskan “Dilarang duduk di kursi ini”. Saya pikir memang belum ada yang dimodifikasi dari rumah itu. Tidak lupa saya dan teman saya mengambil gambar di ruangan ini.
Setelah dari ruang tamu, kami menuju tiap kamar di Istana Gebang ini, awalnya kami merasa takut karena melihat tempat tidur yang ditutupi selambu putih seakan memberi kesan mistis..heee.., tapi akhirnya kami memberanikan diri untuk masuk. kamar-kamar itu masih bersuasana sejarah, dan saya melihat beberapa tongkat milik Bung Karno dan beberapa foto dipajang. Kami memberanikan diri untuk memegang tongkat tersebut dan memotret meski sebenarnya tidak diperbolehkan..heee (bukan Bung Karno kan yang tidak mengijinkan).
Tidak seperti yang terlihat dari luar, ternyata bangunan ini luas juga. Di bagian belakang terdapat kamar mandi dengan sebuah sumur lengkap dengan pompa air genjot. Akhirnya saya juga menemukan sebuah kendaraan berupa mobil kuno dengan velg yang sudah agak berkarat. Mobil asal Pabrikan Jerman, Mercedes Benz 190 warna hitam yang katanya dulu sering digunakan Bung Karno itu memenuhi separuh dari garasi. Sekitar 1,5 jam kami menikmati aroma sejarah di Istana Gebang. Bila anda berkesempatan mengunjungi Istana gebang jangan lupa untuk membaca setiap tulisan dan ucapan-ucapan Bung Karno yang dipajang di tembok, maka saya jamin rasa Nasionalisme anda akan semakin kuat dan seakan ingin ikut menyelamatkan bangsa ini pada masa lalu.
Tujuan kami berikutnya adalah Makam dan Museum Bung Karno yang ternyata hanya berjarak sekitar 2,5 km dari Istana Gebang. Lagi-lagi free entrance. Pertama kami menuju tempat pemakaman Bung Karno. Banyak pengunjung yang telah berkumpul, mengaji, berdo’a atau apalah di samping makam Bung Karno, uniknya setelah menabur bunga dan mengaji mereka mengambil kembali bunga mawar yang mereka tabur, saya sendiri tidak tahu untuk apa. Setelah dari area makam ini kami pun menuju ke dalam museum.
Sebelum memasuki museum kita akan melihat patung Bung Karno yang sedang duduk dengan memegang kitab/buku. Memasuki ruangan saya melihat sebuah likisan Bung Karno yang katanya menyimpan misteri karena di bagian dada pada lukisan ini berdetak dengan periodik tertentu seolah lukisan ini hidup dengan jantung yang berdetak. Di museum ini anda akan disuguhi dengan kisah hidup Bung Karno dari masa kecil, perjuangan Bung Karno, juga kisah cinta Bung Karno dengan para istri hingga gugurnya sang proklamator. Banyak terdapat benda-benda kuno semacam uang yang pertama kali digunakan di indonesia, senjata yang digunakan untuk melawan penjajah dan lain-lain. Namun, tidak seperti di kompleks Dalem Gebang, di area museum ini saya tidak bisa mencuri-curi kesempatan untuk mengambil gambar karena di dalam ruangan ini terdapat pantauan CCTV…hee..
Keluar dari kompleks Makam dan Museum banyak para pedagang menawarkan cinderamata berupa gantungan kunci, poster dan tulisan-tulisan tentang Bung Karno. Selain itu banyak juga yang menjual kuliner. Saya bersama teman saya sempatkan untuk membeli minuman sari tebu sambil melihat bangunan museum dari luar.
Selepas dari museum ini seolah melengkapi semangat nasionalisme yang saya dapatkan di Dalem Gebang sebelumnya. Saya puas dengan wisata sejarah Bung Karno kali ini ke kota Blitar. Teruslah menjaga dan melestarikan tiap jejak sejarah bangsa ini, karena sejarahlah yang melahirkan masa sekarang… semangat..!!


Fuad Cholidi Arifin

2 komentar:

Posting Komentar