Curahan Hati pada Qalbu
Menyelami ketidakmampuanku mengontrol diri ini
Hungga sering aku melesat jauh, itupun bukan melesat maju
Tapi memutar panahku mundur ribuan tahun ke belakang
Layaknya aku ada di jaman yang Kau benci
Berjahiliah dengan hatiku
Berpesta dengan amarah dan kesombongan
Meraja bersama nafsu
Jahiliah itu mampu menyeretku
Merusak intuisi hati yang menjadi penuntun raga
Hingga pukulan godam pun tak mampu luluhkan kerasnya hatiku
Memang setitik intuisi itu terkadang hadir
Namun hanyalah setitik putih
Sulit merubah kubangan tinta hitam ini
Jika aku gambarkan
Setitik putih itu adalah saat ini
Saat dimana aku bisa menulis coretan ini
Sementara aku belum tahu sampai kapan titik putih ini bisa memandu
Dan bolehkah aku bertanya pada-Mu
Adakah diantara hidayah-Mu yang aku abaikan..?
Kapankah hal itu datang..?
Dimanakah aku saat pintu itu Kau buka..?
Ataukah aku tak mampu memilih jalan-Mu
Menukar bingkisan cahaya putih dari-Mu
Dengan kemilau emas yang ifrit durjana hadiahkan padaku
Hari ini, Aku ungkapkan kesungguhan pada qalbuku
Akan aku cirikan padanya tentang bias cahaya-Mu
Agar dia tak akan lagi tertipu
Hingga aku mampu bersama-Mu dalam setiap langkahku
Mengisi kubangan itu dengan cahaya
Bukan lagi dengan gulita
Amien....
( 17 Agustus 2010)
Menyelami ketidakmampuanku mengontrol diri ini
Hungga sering aku melesat jauh, itupun bukan melesat maju
Tapi memutar panahku mundur ribuan tahun ke belakang
Layaknya aku ada di jaman yang Kau benci
Berjahiliah dengan hatiku
Berpesta dengan amarah dan kesombongan
Meraja bersama nafsu
Jahiliah itu mampu menyeretku
Merusak intuisi hati yang menjadi penuntun raga
Hingga pukulan godam pun tak mampu luluhkan kerasnya hatiku
Memang setitik intuisi itu terkadang hadir
Namun hanyalah setitik putih
Sulit merubah kubangan tinta hitam ini
Jika aku gambarkan
Setitik putih itu adalah saat ini
Saat dimana aku bisa menulis coretan ini
Sementara aku belum tahu sampai kapan titik putih ini bisa memandu
Dan bolehkah aku bertanya pada-Mu
Adakah diantara hidayah-Mu yang aku abaikan..?
Kapankah hal itu datang..?
Dimanakah aku saat pintu itu Kau buka..?
Ataukah aku tak mampu memilih jalan-Mu
Menukar bingkisan cahaya putih dari-Mu
Dengan kemilau emas yang ifrit durjana hadiahkan padaku
Hari ini, Aku ungkapkan kesungguhan pada qalbuku
Akan aku cirikan padanya tentang bias cahaya-Mu
Agar dia tak akan lagi tertipu
Hingga aku mampu bersama-Mu dalam setiap langkahku
Mengisi kubangan itu dengan cahaya
Bukan lagi dengan gulita
Amien....
( 17 Agustus 2010)
0 komentar:
Posting Komentar