MELIHAT DENGAN HATI
Dua malaikat yang sedang melakukan perjalanan ke luar kota,
singgah pada rumah seorang yang kaya raya. Keluarga tersebut kasar
dan tidak mengijinkan kedua malaikat tersebut tidur di dalam rumah
besar mereka. Sebagai gantinya, mereka menyuruh kedua malaikat
tersebut tinggal di gudang bawah tanah mereka yang dingin, kotor,
tanpa pemanas. Ketika sedang menyiapkan tempat tidur mereka, malaikat
yang lebih tua melihat sebuah lubang di dinding, dan lalu
memperbaikinya. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya, malaikat
yang tua itu menjawab: "Tidak semua hal itu sebagaimana tampaknya."
Malam berikutnya, kedua malaikat tersebut menginap di sebuah
Keluarga petani yang miskin, tetapi sangat ramah. Setelah berbagi
makanan yang serba sedikit, pasangan petani tersebut mempersilahkan
kedua malaikat tersebut tidur di tempat tidur mereka, sedangkan
mereka sendiri tidur di lantai. Ketika matahari muncul di ufuk timur
keesokan paginya, mereka menemukan pasangan petani tersebut sedang
menangis sedih. Ternyata, sapi yang merupakan satu-satunya sumber
penghidupan mereka, yang memberikan susu setiap pagi, tergeletak mati
di pinggir ladang mereka.
Malaikat muda menjadi marah dan mencaci maki malaikat tua,
katanya: "Mengapa engkau tega melakukan semua ini kepada mereka ?
Mengapa engkau membiarkan semua ini terjadi ? Kemarin kita mendapat
kesempatan untuk menginap di rumah seorang kaya raya. Kita dibiarkan
tidur di gudang yang kotor dan dingin, tetapi kamu masih membantu
mereka dengan memperbaiki dindingnya yang bolong. Malam ini kita
menginap di rumah seorang petani miskin yang begitu ramah dan mau
berbagi, tetapi apa yang kamu lakukan ? Kamu biarkan sapi yang
merupakan satu-satunya sumber hidup, mati. Maumu apa, sih ?".
Malaikat tua menjawab singkat: "Tidak semua hal itu sebagaimana
tampaknya."
Ketika malaikat muda mendesak untuk menjelaskan, malaikat tua
berkata : "Waktu kita menginap di tempat orang kaya kemarin, aku
melihat sebuah lubang di dinding. Di dalamnya ada kepingan emas.
Tetapi karena orang kaya tersebut sangat tamak, tidak mau berbagi,
dan tidak bisa ramah kepada orang lain, maka dinding tersebut
kututup. Biar mereka tidak tahu dan tidak dapat mengambil emas
tersebut. Lalu malam ini, ketika kita tidur di ranjang Pak Tani, dan
mereka mengalah tidur di lantai, malaikat maut datang hendak
mengambil isteri petani itu. Tetapi aku belokkan dan sebagai
gantinya, malaikat maut itu mengambil sapi Pak Tani.
JADI, JANGANLAH
ENGKAU MENGHAKIMI SAYA DENGAN MEMUTUSKAN TINDAKAN SAYA BENAR ATAU
TIDAK HANYA DARI APA YANG KAU LIHAT. TAPI BELAJARLAH DARI TINDAKAN
SAYA DENGAN MENGETAHUI APA MOTIF SUATU TINDAKAN. JANGAN HANYA SEKEDAR
MELIHAT DENGAN MATA, TAPI LIHATLAH SESUATU JUGA DENGAN HATIMU ……………".
2 komentar:
what a great story, thumbs up. saya juga baca beberapa posting anda, cool writings. Salam
Dee_ Jogja
Wahh.., terimakasih ya sudah mampir dan baca posting saya.., salam tenagaHATI..:)
Posting Komentar