Pada suatu hari dimana manusia dibangkitkan kembali oleh Tuhan, terdapat tiga orang bersahabat yang sedang menunggu hasil kalkulasi pahala milik teman mereka.
Setelah cukup lama menunggu akhirnya malaikat pun memberitahukan hasil kalkulasi pahalanya. Orang pertama bernama Fulan, yang kedua bernama Fulin.., dan ternyata hasil kalkulasi menunjukan pahala si Fulin jauh lebih banyak dari pada si Fulan.., sontak beberapa teman yang lain heran dan protes pada malaikat:
Orang 1 : wahai malaikat.., sungguh saya melihat dan merasakan kebaikan dan kemurahan hati si Fulan kepada kita jauh lebih banyak dibandingkan si Fulin.
Malaikat : Apa yang diberikan si fulan padamu semasa hidup..?
Orang 1 : sungguh banyak kebaikannya. Kami sering ditraktir makan, dia membayari kita untuk karaoke bersama, dia membayari kita untuk latihan tennis bersama, dia membayari kita untuk bermain badminton bersama, dan masih banyak lagi malaikat kebaikan-kebaikannya pada kami sejak kami bertemu semasa SMA..
Malaikat : wahai manusia, sungguh diantara semua kemurahan hati si Fulan itu telah kami kalkulasi tanpa terlewatkan satu pahala pun dan hasilnya memang seperti itu (sambil menunjuk keranjang yang hanya berisi seperempat bagian)
Orang 2 : Kenapa sedikit wahai malaikat.., bahkan lebih sedikit dari si Fulin yang tidak sebaik Fulan kepada kami..?
Malaikat : Apakah saat di dunia kalian termasuk orang yang mampu..? apakah saat Fulan memberikan makanan pada kalian atau saat mentraktir kalian..., apakah saat itu kalian adalah orang yang “membutuhkan”..?
Orang 3 : Saat-saat itu memang kami bukanlah orang yang miskin atau membutuhkan, saat itu kami hanya orang-orang yang ingin.., ingin hal-hal yang gratis, makan gratis, main tennis gratis, karaokean gratis.., dan bila tidak ada kata gratis itu sebenarnya kami mampu untuk membayarnya sendiri.
Malaikat : Terimakasih atas jawabanmu.., Sungguh yang kalian tahu hanya bahwa si Fulan sangat pemurah sementara Fulin jarang bermurah hati pada kalian, tapi apa yang Fulin lakukan di balik semua itu adalah sesuatu yang sangat mulia. Fulin selalu memenuhi kebutuhan orangtuanya, Fulin mengangkat derajat para sanak familinya, dia menanggung biaya sekolah sepupunya yang hampir putus sekolah karena keterbatasan biaya dan dukungan hingga anak itu sukses, Fulin selalu berbagi rezeki dengan para jompo di sekitar rumahnya, Fulin mudah mengeluarkan rupiahnya untuk orang-orang miskin, Fulin dengan senang hati memelihara seorang anak yatim piatu, mencukupi kebutuhannya dan menyekolahkannya serta mendidiknya menjadi anak sholeh.., itulah kenapa Fulin sangat jarang bermurah hati pada kalian, itu pula kenapa isi keranjang pahala si Fulin lebih banyak dari Fulan.
Mendengar penjelasan dari malaikat, salah seorang dari mereka berbisik pada temannya.
“Memang benar, Fulin akan bermurah hati saat kita butuh. Dulu aku pernah mengeluh pada Fulin karena butuh uang untuk biaya pengobatan anakku, dan tanpa pikir panjang saat itu juga Fulin langsung meminjamkanku uang sesuai yang aku minta”
Notes to be absorbed:
1. Pandangan kita terhadap seseorang bahkan mungkin jauh dari kenyataannya.
2. Manusia sangat simple dalam menilai sesama manusia.
3. Kebaikan akan terasa lebih hikmat bila tepat sasaran
4. Berbagilah rezeki dengan mereka yang membutuhkan
5. Cerita ini hanya ilustrasi khayal saja, mohon untuk tidak men-judge.
Setelah cukup lama menunggu akhirnya malaikat pun memberitahukan hasil kalkulasi pahalanya. Orang pertama bernama Fulan, yang kedua bernama Fulin.., dan ternyata hasil kalkulasi menunjukan pahala si Fulin jauh lebih banyak dari pada si Fulan.., sontak beberapa teman yang lain heran dan protes pada malaikat:
Orang 1 : wahai malaikat.., sungguh saya melihat dan merasakan kebaikan dan kemurahan hati si Fulan kepada kita jauh lebih banyak dibandingkan si Fulin.
Malaikat : Apa yang diberikan si fulan padamu semasa hidup..?
Orang 1 : sungguh banyak kebaikannya. Kami sering ditraktir makan, dia membayari kita untuk karaoke bersama, dia membayari kita untuk latihan tennis bersama, dia membayari kita untuk bermain badminton bersama, dan masih banyak lagi malaikat kebaikan-kebaikannya pada kami sejak kami bertemu semasa SMA..
Malaikat : wahai manusia, sungguh diantara semua kemurahan hati si Fulan itu telah kami kalkulasi tanpa terlewatkan satu pahala pun dan hasilnya memang seperti itu (sambil menunjuk keranjang yang hanya berisi seperempat bagian)
Orang 2 : Kenapa sedikit wahai malaikat.., bahkan lebih sedikit dari si Fulin yang tidak sebaik Fulan kepada kami..?
Malaikat : Apakah saat di dunia kalian termasuk orang yang mampu..? apakah saat Fulan memberikan makanan pada kalian atau saat mentraktir kalian..., apakah saat itu kalian adalah orang yang “membutuhkan”..?
Orang 3 : Saat-saat itu memang kami bukanlah orang yang miskin atau membutuhkan, saat itu kami hanya orang-orang yang ingin.., ingin hal-hal yang gratis, makan gratis, main tennis gratis, karaokean gratis.., dan bila tidak ada kata gratis itu sebenarnya kami mampu untuk membayarnya sendiri.
Malaikat : Terimakasih atas jawabanmu.., Sungguh yang kalian tahu hanya bahwa si Fulan sangat pemurah sementara Fulin jarang bermurah hati pada kalian, tapi apa yang Fulin lakukan di balik semua itu adalah sesuatu yang sangat mulia. Fulin selalu memenuhi kebutuhan orangtuanya, Fulin mengangkat derajat para sanak familinya, dia menanggung biaya sekolah sepupunya yang hampir putus sekolah karena keterbatasan biaya dan dukungan hingga anak itu sukses, Fulin selalu berbagi rezeki dengan para jompo di sekitar rumahnya, Fulin mudah mengeluarkan rupiahnya untuk orang-orang miskin, Fulin dengan senang hati memelihara seorang anak yatim piatu, mencukupi kebutuhannya dan menyekolahkannya serta mendidiknya menjadi anak sholeh.., itulah kenapa Fulin sangat jarang bermurah hati pada kalian, itu pula kenapa isi keranjang pahala si Fulin lebih banyak dari Fulan.
Mendengar penjelasan dari malaikat, salah seorang dari mereka berbisik pada temannya.
“Memang benar, Fulin akan bermurah hati saat kita butuh. Dulu aku pernah mengeluh pada Fulin karena butuh uang untuk biaya pengobatan anakku, dan tanpa pikir panjang saat itu juga Fulin langsung meminjamkanku uang sesuai yang aku minta”
Notes to be absorbed:
1. Pandangan kita terhadap seseorang bahkan mungkin jauh dari kenyataannya.
2. Manusia sangat simple dalam menilai sesama manusia.
3. Kebaikan akan terasa lebih hikmat bila tepat sasaran
4. Berbagilah rezeki dengan mereka yang membutuhkan
5. Cerita ini hanya ilustrasi khayal saja, mohon untuk tidak men-judge.
2 komentar:
hahahaa,,, bener juga ya,,, berbagi saat kita mampu itu biasa,tapi berbagi saat kita tak mampu itu baru luar biasa
heee.., adalah mnyenangkan bila seseorang msih dbri klebihan utk brbagi... :)
Posting Komentar